Sejarah Hari Bahasa Internasional

Hari Bahasa Ibu Internasional berawal dari pengakuan internasional terhadap Hari Gerakan Bahasa yang dirayakan di Bangladesh. Pada mulanya, gerakan tersebut berusaha mempertahankan bahasa Bangali sebagai bahasa resmi di Pakistan Timur yang kini menjadi Bangladesh.
Resolusi bahasa Internasional ini disarankan oleh Rafiqul Islam yang merupakan aktivis budaya dari Bangladesh. Ia menulis surat kepada Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada saat itu Kofi Annan pada tanggal 9 Januari 1998 dan memintanya untuk mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa dunia dari kepunahan dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day).
Selanjutnya, tanggal 21 Februari dipilih sebagai hari bahasa ibu internasional dalam sidang konferensi umum UNESCO pada tanggal 17 November 1999 dan mulai dirayakan sejak tahun 2000. Tanggal tersebut dipilih karena pada saat itu terjadi protes besar-besaran rakyat Pakistan Timur (Bangladesh) terhadap pemerintah Pakistan sehingga menyebabkan peristiwa pembunuhan dalam memperjuangkan bahasa Bengali di Dhaka Bangladesh sebagai bahasa resmi nasional pada tahun 1952.
Kini, Hari Bahasa Ibu Internasional dirayakan setiap tahun di seluruh dunia untuk menghormati hak etnolinguistik dengan bahasa daerah. Jadi, perayaan hari Bahasa Ibu Internasional di Indonesia dirayakan dengan merayakan Bahasa Daerah.
Sumber : Balai Bahasa Nusa Tenggara Barat