Himbauan Kepala Sekolah Mengatasi Kekerasan di Sekolah
Kota Bima, 20 Januari 2025 – Kepala Sekolah SMPN 12 Kota Bima (Sekolah Puncak), Bapak Muhamad Ali Akbar, S.Pd., mengeluarkan himbauan penting terkait upaya pengurangan kekerasan di sekolah. Menurutnya, kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah, baik berupa perundungan, kekerasan fisik, hingga psikologis, perlu segera ditanggulangi untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan aman bagi seluruh siswa.
Terdapat enam bentuk kekerasan yang sering ditemukan di sekolah, yaitu kekerasan fisik, kekerasan psikis, kebijakan yang mengandung kekerasan, kekerasan seksual, diskriminasi dan intoleransi serta perundungan. Bapak Kepala Sekolah menjelaskan bahwa untuk mengatasi masalah ini, pihak sekolah akan fokus pada tiga langkah utama yang melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari guru, siswa, hingga orang tua.
Pertama, pihak sekolah akan mengadakan edukasi tentang toleransi secara berkala. Menurut Bapak Kepala Sekolah, pendidikan toleransi yang diajarkan sejak dini akan menumbuhkan rasa saling menghargai perbedaan, baik dalam hal suku, agama, maupun pandangan hidup. “Edukasi ini diharapkan bisa mengurangi konflik antar siswa yang sering kali berawal dari ketidakpahaman terhadap perbedaan,” ujar nya
Kedua, Bapak Kepala Sekolah menekankan pentingnya membangun lingkungan yang aman dan inklusif. Hal ini berarti menciptakan suasana di mana setiap siswa merasa diterima tanpa adanya diskriminasi atau ketakutan. Dengan adanya kegiatan yang melibatkan seluruh siswa dalam berbagai aktivitas bersama, diharapkan tercipta solidaritas yang kuat antar mereka. “Lingkungan yang aman adalah kunci untuk mendukung tumbuh kembang siswa tanpa adanya rasa takut atau terisolasi,” katanya.
Ketiga, beliau juga menyoroti pentingnya peningkatan kepengawasan dalam proses belajar mengajar. Pengawasan yang lebih ketat tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas dan area sekolah lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kekerasan yang sering terjadi ketika siswa tidak diawasi. “Kami akan melibatkan lebih banyak guru dan petugas keamanan untuk memantau situasi di seluruh area sekolah,” lanjut Bapak Kepala Sekolah.
Sebagai langkah lanjutan, pihak sekolah juga akan melakukan pelatihan bagi guru untuk lebih peka terhadap tanda-tanda kekerasan di kalangan siswa. Bapak Kepala Sekolah menegaskan bahwa kekerasan di sekolah bukan hanya tanggung jawab guru atau kepala sekolah, tetapi juga harus menjadi perhatian orang tua dan masyarakat.
Dengan diterapkannya tiga cara tersebut, diharapkan angka kekerasan di sekolah dapat berkurang secara signifikan, sehingga lingkungan belajar dapat semakin kondusif dan mendukung prestasi akademik siswa.
“Mari bersama-sama kita wujudkan sekolah yang aman, nyaman, dan penuh dengan nilai-nilai toleransi,” tutup Kepala Sekolah Puncak tersebut.