Guru Sekolah Puncak Berhasil Kumpulkan Naskah Surat Refleksi Kurikulum Merdeka untuk Festival Literasi Nasional 2025
Kota Bima, 9 Januari 2025 – Seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Kota Bima (Sekolah Puncak), Bapak Hidayaturrahman, S.Pd.Gr. (Mr. Yats), telah berhasil mengumpulkan naskah surat refleksi mengenai penerapan Kurikulum Merdeka, sebagai kontribusi dalam rangka Festival Literasi Nasional 2025. Surat refleksi tersebut berisi pemikiran, pengalaman, serta tantangan yang dihadapi oleh Mr. Yats dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut di sekolahnya.
Festival Literasi Nasional 2025 yang digelar ini bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan budaya literasi di seluruh Indonesia, serta memberikan ruang bagi para pendidik untuk berbagi ide dan pengalaman mereka dalam dunia pendidikan. Surat refleksi Mr. Yats menjadi bagian dari serangkaian naskah yang diharapkan dapat memberikan perspektif dan inspirasi baru bagi pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah.
Dalam surat refleksinya, Mr. Yats mengungkapkan tantangan utama yang ia hadapi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, salah satunya adalah adaptasi terhadap metode pengajaran yang lebih fleksibel dan berbasis pada karakter siswa. "Sebagai pendidik, saya harus terus berinovasi dalam metode pembelajaran agar sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, yang menekankan pada kebebasan belajar siswa dan keterlibatan mereka dalam proses belajar," ujarnya.
Selain itu, Mr. Yats juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua dalam mendukung penerapan kurikulum ini. Ia berharap, dengan adanya Festival Literasi Nasional, pemahaman dan implementasi Kurikulum Merdeka dapat semakin merata di seluruh Indonesia, serta membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan di tanah air.
Kepala Sekolah Puncak pun memberikan apresiasi terhadap kontribusi Mr. Yats dalam Festival Literasi Nasional 2025. “Kami sangat mengapresiasi karya-karya literasi dari para guru di seluruh Indonesia, terutama yang dapat memberikan dampak nyata bagi dunia pendidikan. Surat refleksi seperti yang dilakukan oleh Mr. Yats ini sangat penting untuk memberikan gambaran nyata tentang tantangan dan solusi dalam implementasi Kurikulum Merdeka,” ungkap Bapak Muhamad Ali Akbar, S.Pd.
Keberhasilan Mr. Yats dalam mengumpulkan naskah refleksi ini menjadi bukti bahwa para guru di Indonesia semakin kreatif dan berkomitmen dalam mendukung kemajuan pendidikan melalui kegiatan literasi. Festival Literasi Nasional 2025 diharapkan dapat menjadi platform yang menghubungkan para pendidik dan mendorong kolaborasi untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik dan merata di seluruh pelosok Indonesia.