Salah seorang Guru Puncak mendaftar untuk mengikuti Sayembara Festival Literasi Nasional tahun 2025

Kota Bima, 8 Januari 2024 – Seorang guru SMPN 12 Kota Bima (Sekolah Puncak) berkesempatan mengikuti sayembara dalam ajang Festival Literasi Nasional 2025, yang kali ini mengikuti dua kategori utama: pembuatan surat refleksi penerapan Kurikulum Merdeka dan desain sampul buku refleksi Kurikulum Merdeka dari 6 Kategori yang dilombakan. Lomba ini bertujuan untuk menggali pengalaman, tantangan, dan inovasi yang telah dilakukan oleh para pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di Indonesia.

Hidayaturrahman, S.Pd.Gr. (Mr. Yats), guru Bahasa Inggris di Sekolah Puncak, merasa terhormat dan senang bisa berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini. Dalam sayembara kali ini, ia mengangkat tema “Menerjemahkan Kebebasan Belajar Melalui Kurikulum Merdeka” dalam surat refleksi yang ia buat. Selain itu, ia juga merancang desain sampul buku refleksi yang menggambarkan perjalanan dan tantangan yang dihadapi para guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di kelas.

"Kurikiulum Merdeka memberi kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka. Di sisi lain, tantangan terbesar bagi kami sebagai guru adalah bagaimana mengelola perubahan ini agar proses pembelajaran tetap efektif, menyenangkan, dan dapat mengakomodasi kebutuhan siswa. Melalui surat refleksi ini, saya ingin berbagi pengalaman saya dalam menghadapi transisi ini" ungkap Mr. Yats saat diwawancarai.

Lomba ini diadakan oleh Nyalanesia sebagai bagian dari rangkaian Festival Literasi Nasional 2025, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai Kurikulum Merdeka, sekaligus mengajak para pendidik untuk aktif berpikir reflektif dan berinovasi dalam dunia pendidikan.

Kurikulum Merdeka sendiri adalah kebijakan baru yang memberikan keleluasaan bagi sekolah dan guru untuk merancang pembelajaran sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik, serta memungkinkan penguatan karakter, kreativitas, dan literasi. Bagi Mr. Yats penerapan kurikulum ini memerlukan keberanian dan kesiapan untuk beradaptasi dengan berbagai pendekatan baru dalam pendidikan.

"Surat refleksi saya mencakup proses pembelajaran yang selama ini kami jalani, dengan mengutamakan kebebasan siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Saya juga berbicara tentang bagaimana kami, para guru, melakukan penyesuaian agar Kurikulum Merdeka ini tidak hanya sebatas teori, tetapi benar-benar terimplementasi di lapangan," ujar Mr. Yats yang juga aktif dalam berbagai pelatihan dan seminar pendidikan.

Sementara itu, untuk desain sampul buku refleksi, Mr. Yats menggabungkan elemen visual yang mencerminkan keberagaman dan kreativitas dalam Kurikulum Merdeka, dengan desain yang modern namun tetap mencerminkan nilai-nilai lokal yang ada di Indonesia. "Desain ini saya buat dengan harapan bisa menggugah semangat para pendidik untuk terus mengembangkan inovasi pembelajaran, serta menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka bukan hanya soal kebebasan, tetapi juga tantangan untuk menciptakan pendidikan yang relevan dan berkelanjutan" tambahnya.

Kepala Sekolah Puncak, Bapak Muhamad Ali Akbar, S.Pd., memberikan dukungan penuh terhadap partisipasi Mr. Yats dalam ajang ini. Ia berharap prestasi guru-guru di sekolahnya bisa menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sejawat serta para siswa. "Ini adalah bukti nyata bahwa pendidik kita tak hanya mengajar di kelas, tetapi juga aktif berinovasi dan berpartisipasi dalam perkembangan pendidikan nasional. Kami bangga bisa mendukung guru kami dalam lomba ini" ujar Bapak Kepala Sekolah

Festival Literasi Nasional 2025 diperkirakan akan dihadiri oleh ribuan peserta dari seluruh Indonesia, termasuk para pendidik, pelajar, dan masyarakat umum. Selain lomba sayembara tentang Kurikulum Merdeka, festival ini juga menampilkan berbagai kegiatan literasi lainnya, seperti lomba menulis, debat, serta pameran buku.

Mr. Yats berharap, melalui lomba ini, ia bisa memberikan kontribusi yang lebih besar dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia, terutama dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang dapat lebih mengakomodasi kebutuhan belajar siswa di era modern ini.

"Melalui partisipasi saya dalam lomba ini, saya ingin mengajak rekan-rekan guru untuk terus berpikir kreatif dan reflektif dalam setiap langkah pendidikan yang kita ambil. Kita semua memiliki peran besar dalam perubahan sistem pendidikan ini" tegasnya.

Lomba ini menjadi salah satu upaya untuk mendorong terjadinya dialog lebih dalam antara para pendidik dan pihak pemerintah mengenai bagaimana Kurikulum Merdeka dapat terus disempurnakan demi kemajuan pendidikan di Indonesia.