Sekolah Puncak akan Mengajak Siswa Berinovasi menggunakan BRANGKAS

Pendidikan adalah kunci utama dalam menciptakan generasi yang kreatif dan inovatif. Salah satu langkah yang dilakukan oleh sejumlah sekolah adalah memanfaatkan barang bekas sebagai media pembelajaran yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menantang keterampilan berpikir kritis siswa.

Di tengah gencarnya kampanye untuk mengurangi sampah plastik dan mendaur ulang barang bekas (BRANKAS), sejumlah sekolah mulai menerapkan konsep pembelajaran yang memanfaatkan media dari barang-barang bekas di sekitar kita. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga diajarkan untuk berpikir kreatif, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan.

Salah satu sekolah yang juga akan menerapkan metode ini adalah SMPN 12 Kota Bima atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Puncak, yang nanti pada semester genap tahun pelajaran 2024/2025 akan mengadakan proyek pembelajaran bertema "Kreativitas dalam Mengolah Barang Bekas". Dalam proyek ini, siswa diminta untuk membuat berbagai macam produk dari barang bekas, seperti botol plastik, kardus bekas, dan kain perca seperti tempat pensil dari botol bekas, bunga dari koran bekas, dan bahkan lampu hias dari kardus.

Menurut Bapak Muhamad Ali Akbar, S.Pd., kepala Sekolah Puncak, metode ini sangat efektif untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya daur ulang serta mendorong mereka untuk berpikir inovatif dalam memecahkan masalah. "Selain mengasah keterampilan tangan, kami ingin anak-anak memahami bahwa barang bekas yang mereka anggap tidak berguna bisa diubah menjadi sesuatu yang berguna dan indah" ujar Mr. Elo (panggilan akrab Bapak Kepala Sekolah).

Selain itu, beliau juga menerangkan tentang latar belakang kenapa ingin melaksanakan program ini, antara lain:

Penggunaan Barang Bekas dalam Pembelajaran

Dalam konteks pembelajaran, barang bekas seperti kardus, botol plastik, dan kaleng bekas sering dimanfaatkan untuk mengajarkan berbagai konsep ilmiah dan seni. Misalnya, botol plastik bisa digunakan untuk mempelajari prinsip-prinsip fisika, seperti tekanan udara dan prinsip mekanika. Kardus bekas sering dijadikan sebagai media untuk menggambarkan struktur bangunan dalam pelajaran matematika dan arsitektur.

Selain itu, barang bekas juga digunakan dalam mata pelajaran seni rupa. Dalam pelajaran ini, siswa belajar teknik dasar melukis dan membuat patung dengan menggunakan bahan-bahan yang terbuang. Hal ini tidak hanya membuat siswa lebih kreatif, tetapi juga memperkenalkan mereka pada konsep keberlanjutan dan ramah lingkungan sejak dini.

Meningkatkan Kepedulian terhadap Lingkungan

Pembelajaran berbasis barang bekas juga memiliki dampak positif terhadap kesadaran lingkungan. Dengan menggunakan barang bekas, siswa diajarkan untuk tidak hanya melihat barang-barang tersebut sebagai sampah, tetapi juga sebagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan kembali. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan karakter untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan.

Dampak Positif terhadap Perkembangan Kognitif dan Sosial Siswa

Metode pembelajaran ini juga memiliki dampak positif terhadap perkembangan kognitif siswa. Siswa diajak untuk berpikir kritis dalam merancang dan menciptakan produk dari barang bekas, serta belajar bekerja sama dalam kelompok. Kerja tim yang dibangun melalui proyek ini mengasah keterampilan sosial dan kemampuan berkomunikasi antar teman sekelas.

Melalui pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran, siswa tidak hanya belajar tentang materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis dan berpikir kritis yang sangat bermanfaat di kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka juga diajarkan untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan pentingnya mengurangi sampah. Pembelajaran semacam ini menjadi bukti bahwa kreativitas dan pendidikan lingkungan dapat berjalan seiring untuk membentuk generasi yang lebih cerdas dan peduli terhadap bumi.

Penerapan metode pembelajaran ini diharapkan dapat semakin berkembang di berbagai sekolah, memberikan dampak positif bagi siswa, dan menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya keberlanjutan lingkungan.